BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tugas
pelestarian bahan Pustaka tidaklah hal yang mudah. Tetapi hal ini bukanlah hal
yang baru bagi pusrakawan. Di Indonesia sendiri banyak musuh-musuh yang
menyerang bahan pustaka misalnya tikus, serangga, mikroorganisme, bencana alam
dan akibat ulah mausia sendiri.
Bahan
pustaka berupa kertas rentan terhadap kerusakan seperti mudah terbakar, mudah
sobek, mudah terkena noda dan sebagainya. mutu suatu kertas memperlihatkan
cepat lambatnya kerusakan kertas tersebut juga tergantung pada iklim dan cara
perawatannya.
Demi
kelancaran pelestarian bahan pustaka, seharusnya pustakawan profesional
terhadap kinerjanya. Pustakawan harus mampu memperbaiki bahan pustaka yang
mengalami kerusakan baik kecil, maupun kerusakann besar. Mampu melakukan
restorasi bahan pustaka terutama dalam menghilangkan noda pada bahan pustaka,
penjilidan, mengganti halaman yang rusak dan memperbaiki halaman yang robek
kena serangan serangga, memperbaiki bahan pustaka yang basah, atau terkena
jamur dan sebagainya.
I.2 Tujuan Penulisan
Makalah
ini ditulis dengan tujuan mengetahui penyebab kerusakan bahan pustaka dan cara
memperbaiki bahan pustaka yang disebabkan oleh berbagai macam kerusakan.
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Macam-Macam Perusak Bahan
Pustaka
Sejak
zaman Aristitoles 335 SM dulu masalah kerusakan bahan pustaka telah menjadi
pembicaraan. Aristitoles, Macedonia, Ausonins dan Antiphanes telah membuktikan
bahwa berbagai jenis serangga tertentu menyebabkan kerusakan bahan pustaka. Hal
ini tergantung pada keadaan iklim dan alam setempat, serta lingkungannya. Jenis
perusak bahan pustaka didaerah yang beriklim sedang atau tropis berbeda dengan
perusak bahan pustaka dari daerah beriklim dingin.
Plumbe
(1966) menjelaskan tentang berbagai perusak bahan pustaka untuk daerah tropis,
terutama yang terkenal di Indonesia yaitu serangga, binatang pengerat, jamur,
kelembaban, debu. Dan bencana alam seperti gempa bumi, angin topan dll.
Ada
beberapa faktor kerusakan bahan pustaka sebagai berikut :
1. Faktor
Biologi
Bahan
pustaka terdiri atas selulosa, perekat dan protein yang merupakan sumber
makanan bagi makhluk hidup seperti serangga, jamur dan binatang pengerat dll.
Dengan kondisi lingkungan yang lembab dan suhunya yang tinggi dalam suatu
ruangan maka akan banyak ditemukan bahan pustaka yang rusak yang disebabkan
oleh :
a. Binatang
pengerat
Kertas dan buku sering
menjadi sasaran untuk dijadikan sarang termasuk tikus dan merupakan perusak
bahan pustaka yang sukar diberantas. Tikus tidak hanya merusak bahan pustaka
tetapi juga dapat menyebabkan penyakit bagi manusia dengan air kencingnya. Untuk
mengatasinya dapat dilakukan pencegahan seperti ruang penyimpanan yang harus
bersih dan kering juga penutupan lubang-lubang yang memungkinkan tikus masuk.
b. Serangga
Serangga merupakan hal
perusak yang sangat berbahaya, makanan yang digemarinya yaitu lem atau perekat
yang terbuat dari tepung kanji. Kerusakan terbesar yang terjadi ketika serangga
hidup pada fase larva. Jenis-jenisnya yaitu seperti rayap yang mampu
memusnahkan kayu, kertas, foto dsb. Kecoa dengan kotorannya yang berupa cairan
dapat merusak keutuhan bahan pustaka.
Ikan perak merupakan serangga tidak bersayap yang sering merusak punggung buku,
kulit, label buku. kutu buku dapat mengkikis permukaan kertas yang dilakukan
oleh larvanya. Yang sering disrang yaitu punggung dan dan pinggir kertas. Ngengat
pakaian yaitu serangga yang senang hidup ditempat-tempat yang gelap yang sering
menyerang kertas dan kulit buku. Kumbang. Dan terakhir yang banyak ditemukan
diperpustakaan yaitu kumbang jenisnya sebagai berikut: kumbang kulit, kumbang
bubuk, kumbang bertanduk panjang, kumbang laba-laba yang larvanya sering sekali
makan selulose bahan-bahan pustaka. \
c. Jamur
Jamur (Fungi) merupakan
mikroorganisme yang tidak berklorofil. Jamur berkembangbiak dengan spora, yang
dapat menyebar di udara dan apabila menemukan lingkungan yang cocok maka spora
tersebut akan berkembangbiak. Kertas merupakan tempat yang ideal bagi
perkembangan spora, terutama di lingkungan yang mempunyai kelembapan tinggi.
Jenis jamur beracun yang biasa kita lihat di pakaian dan kertas merupakan
ancaman besar bagi bahan pustaka.
Jamur memproduksi
beberapa macam bahan organik seperti asam oksalat, asam formiat, da asam sitrat
yang menyebabkan kertas menjadi asam, lembut dan rapuh. Jamur juga merusak
perekat-perekat yang ada pada kertas sehinng mengurangi daya rekat dan merusak tinta sehingga tulisanpun tidak
terbaca. Dan jamur dapat menempel pada bahan pustaka sehingga lembar satu sama
lain saling lengket dan sobek jika dibuka. Jamur bisa bisa di bersihkan dengan
alkohol dan tidak akan tumbuh lagi.
2. Faktor
fisika
Selain
factor biologi seperti serangga,mikroorganisme,tikus dan sebagainya ada lagi
perusak bahan pustaka yang hebat yaitu yang disebut factor fisika misalnya
debu, cahaya, suhu dan kelembaban. Jenis perusak bahan pustaka ini tidak boleh diabaikan,karena
benar – benar bisa membawa kerusakan yang besar.
a. Debu
Debu
dapat masuk secara mudah ke dalam ruang perpustakaan melalui pintu jendela,atau
lubang – lubang angin perpustakaan.apabila debu melekat pada kertas,maka akan
terjadi reaksi kimia yang meningkatkan tingkat keasaman pada kertas,akibat nya kertas menjadi rapuh
dan cepat rusak.di samping itu, apabila keadaan ruang perpustakaan lembab,debu
yang bercampurdengan air lembab itu akan menimbulkan jamur pada buku.debu dari
jalan yang mengandung belerang atau debu dari kenalpot kendaraan memiliki daya
rusak yang paling tinggi bagi buku tersebut.
b. Suhu
dan kelembaban
kerusakan
kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat
pada jilidan buku menjadi kering,sedangkan jilidannya sendiri menjadi
longgar.disamping itu suhu yang tinggi itu dapat mengakibatkan kertas menjadi
rapuh,warna kertas menjadi kuning sebaliknya apabila lembab nisbi terlalu
tinggi,buku akan menjadi lembab sebagai akibatnya buku mudah diserang jamur,rayap,kecoa,kutu
buku,dan ikan perak
c. Cahaya
kertas
yang kepanasan akan rusak berubah warna menjadi kuning dan rapuh maka
hindarilah sinar ultra violet yang masuk langsung ke perpustakaan kerusakan
yang terjadi karena sinar ultra violet dapat memudarnya tulisan,sampul buku,dan
bahan cetak selain itu kertas juga akan menjadi rapuh.proses kerusakan akan
dipercepat dengan adanya uap air dan oksigen dalam udara sehingga menimbulkan
perubahan warna buku menjadi kuning kecoklatan dan kadar kekuatan serat pada kertas
sangat menurun drastis.
3. Faktor
kimia
Terjadinya
reaksi oksidasi dan hidrolisis menyebabkan susunan kertas yang terdiri atas
senyawa – senyawa kimia itu akan terurai.oksidasi pada kertas yang terjadi
karena adanya oksigen dan udara menyebabkan jumlah gagasan karbonat dan
korboksil bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas.hidrolisis
adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H2O) reaksi hidrolis pada kertas
mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga mengurangi
kekuatan serat akibatnya kekuatan kertas berkurang dan kertas menjadi rapuh.
4. Faktor lain
a. Manusia
manusia
dapat bertindak sebagai penyayang buku,tetapi juga bisa menjadi perusak buku
yang hebat.berdasarkan kenyataan yang ada,kerusakan buku karena ulah manusia.misalnya
pembaca di perpustakaan secara sengaja merobek bagian – bagian tertentu dari
sebuah buku misalnya diambil gambarnya,tabel – tabel statistiknya.sering
terjadi juga kerusakan justru disebabkan oleh pustakawan sendiri sehari – hari
bergelimang dengan buku,petugas yang tidak memiliki rasa sayang kepada buku dan
tidak pernah belajar bagaimana melestarikan dan merawat buku bisa membuat
kesalahan yang sangat fatal bagi pustakawan itu sendiri.
b. Bencana alam
bencana
alam seperti kebakaran atau banjir,dapat mengakibatkan kerusakan pada koleksi
bahan pustaka dalam jumlah yang sangat besar dan dalam waktu yang relative
sangat singkat oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil
mungkin akibat dari bencana alam tersebut.
Untuk
menanggulangi bahaya api maka faktor yang perlu diperhatikan antara lain
adalah:
1)
alat – alat dalam gedung digunakan yang tahan api.
2)
perlu dipersiapkan alat pemadam kebakaran.
3)
Dilarang merokok di dalam ruangan perpustakaan tersebut.
4)
Pemakain peralatan listrik harus hati – hati.
Bahaya
banjir merupakan musibah yang sering melanda
beberapa tempat di Indonesia bahan pustaka yang rusak oleh air harus
diperbaiki dengan cara dikeringkan atau dianginkan.
II.2 Perbaikan Bahan Pustaka Dan
Restorasi
Setelah
kita mengetahui berbagai macam perusak bahan pustaka dan macam kerusakan yang
ditimbulkannya,maka kita harus dapat memperbaikinya.pekerjaan pekerjaan
memperbaiki bahan pustaka ini disebut restorasi pekerjaan itu meliputi:
1. Menambal
kertas
Larva
kutu buku sering membuat lubang pada buku,dari halaman depan sampai
belakang.kecoa atau ikan perak juga sering memakan kertas,sehingga kertas
tersebut menjadi berlubang atau robek.kerusakan dapat pula terjadi pada bahan
pustaka yang sering dipakai karena sering dipakai,bahan pustaka menjadi tipis
pada bagian lipatan,kerusakan tersebut dapat diperbaiki dengan menambalnya.lalu
penambalan kertas yang robek memanjang dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu:(1.)penambalan dengan kertas jepang(sejenis kertas untuk kertas laminasi)
(2.)penambalan dengan kertas tissue(heat tissue paper) menambal dengan kertas
jepang dikerjakan bila ada halaman buku yang robek baik robeknya lurus maupun
tidak lurus.penambalan ini dapat dilakukan jika robeknya hanya sepanjang 3 cm
sampai dengsan diatas 10 cm kerusakan itu harus segera diperbaiki,kalau tidak
robeknya akan merambat dan mengakibatkan separuh halaman tersebut bisa
hilang,dan penggunaan system potong basah yaitu memotong kertas jepang tersebut
dengan alat yang dibasahi misalnya kuas kecil atau trekpen yang di basahi
ujungnya.bekas basahan kuas akan memudahkan kertas jepang dirobek dengan tangan
dengan cara ini,pada bagian tepi kertas untuk menambal akan terdapat serabut
kertas sehingga waktu ditempel akan dapat menempel dengan sempurna.
2.
Memutihkan kertas
Kertas
yang terkena debu atau lumpur akan berwarna kecoklatan ini dapat diputihkan
dengan cara menggunakan berbagai zat kimia seperti (1)chloromine T,(2)gas
chlordioksida,(3)natrium chloride,(4)potasium permanganate,(5)natrium
hypochlorite,(6)hydrogen peroksida.pemutihan kertas ini lebih bersifat sekedar
menghilangkan noda pada kertas daripada memutihkan lembaran buku yang sudah
ditulis baik tulis cetak maupun tulisan tangan.tetapi kalau memang dianggap
sangat perlu,dapat juga seluruh halaman dari suatu buku diputihkan.
Cara
memutihkan kertas:
a) Menggunakan
chloromine T
Chloromine
T 2 1/2 % dilarutkan kedalam air,kertas yang akan
diputihkan diletakkan diatas kertas penyerap,kemudian diolesi dengan larutan
chloromine cara ini dapat diulang sampai noda atau warna putih yang dikehendaki
tercapai keuntungan memakai zat ini ialah tidak meninggalkan residu yang
berbahaya pada kertas.
b) Menggunakan
gas chlordioksida
Penggunaan
gas untuk memutihkan bahan cetakan cukup baik,seperti pada chloromine T,gas ini
dilarutkan di dalam air dengan cara mengalirkannya kertas yang akan diputihkan
dengan cara dicelupkan kedalam larutan selama lima menit kemudian diangkat agar
kertas tidak robek dapat dibantu dengan penyangga kaca.
c) Menggunakan
natrium chloride
Cara
membuatnya ialah dengan mengambil 20 gram NaCI dan dimasukkan ke dalam 3 liter
air pada suatu bejana.tambahkan 75 ml formaldehida 40% rendam kertas yang akan
diputihkan sampai noda hilang atau tingkat keputihan yang dikehendaki dengan
bantuan kaca ambil lembaran kertas tadi
dan masukkan kedalam air bersih agar residu zat pemutihnya hilang.
d) Menggunakan
potasium permanganate
Bahan
yang dipergunakan ialah KMn0 0,5 – 5% dilarutkan kedalam lembaran yang akan
diputihkan di rendam didalamnya selama 5 menit kemudian dimasukkan pada bak
kedua yang telah diisi air dengan larutan natrium tiossida 5% untuk
menghilangkan warna coklat pada kertas tersebut.
e) Menggunakan
natrium hipochlorida
Bahan
ini bereaksi sangat lamban karena itu baik untuk kertas tetap harus selalu
memperhatikan PH yaitu 11 untuk mendapatkan PH yang dikehendaki perlu dipakai
larutan penyangga tanpa larutan penyangga PH akan tertutup kadarnya akan naik
pakailah larutan penyangga sehingga PH tidak turun melampaui angka 7.
f) menggunakan
hydrogen peroksida
Bahan
ini bereaksi cepat,biasanya disimpan dalam konsentrasi 30% di dalam botol atau
dalam kaleng tertutup bahan ini tidak tahan dengan sinar matahari kadarnya akan
turun jika kena sinar matahari karena itu harus disimpan di tempat yang gelap
sebaiknya kertas yang akan diputihkan sudah diturunkan kadar keasamannya
hydrogen peroksida 30% dibuat H2O2 5 –
10% dengan ditambahkan ammonia sampai PH nya antara 9,5 – 10,5 memasukkan kertas
yang akan diputihkan ke dalam larutan tersebut sampai tingkat keputihan yang
dikehendaki.
3. Mengganti
halaman yang robek
Halaman
yang robek dan robekannya tak dapat diperbaiki dengan menambalnya atau sudah
hilang harus diganti membuatkan foto copy nya,foto copy tersebut dipotong
sesuai dengan luas halaman buku yang robek itu kemudian disiapkan dan
ditempelkan dengan lem secara hati – hati pada bagian yang hilang karena
penyisipan dilakukan pada buku yang terjilid ada kemungkinan terjadi kelebihan
lebar halaman tambahan tersebut.
4. Mengencangkan
benang jilidan yang kendur
Kalau
belum terlalu parah,kita cukup mengencangkan benang yang menjadi longgar dengan
menariknya dengan jarum benang kita jahit dan matikan benang yang longgar
tadi,kalau sudah terlalu parah maka bukalahkertas pelindung dan sampul buku
sekaligus lihatlah benang nya kencangkan yang longgar sambung yang putus atau
ganti benang dengan menjilidnya lagi.
5. Memperbaiki
punggung buku,segel,atau sampul buku yang rusak
Dengan
alat – alat penjilidan yang sederhana,berbagai kerusakan di atas dapat
diperbaiki.seperti pada perbaikan benang jilidan di atas maka kerusakan
buku,engsel buku dan sampul buku harus dilakukan dengan membongkar buku yang
rusak itu kemudian perbaiki atau menggantinya dengan yang baru.
0 komentar:
Posting Komentar