Jumat, 21 Maret 2014

resume part 2

Diposting oleh Unknown di 06.11 0 komentar
Penelusuran Literatur

Mari kita lanjutkan pembahasan tentang penelusuran literatur selanjutnya, pada resume materi ke2 ini kita membahas tentang hambatan dalam melakukan penelusuran literatur, tentunya setiap melakukan sesuatu itu tidak selalu mulus dan lancar begitu juga dalam melakukan penelusuran literatur. Terlepas dari adanya gangguan teknis seperti akses internet seperti sinyal,adanya limit/batasan terhadap informasi masih ada masalah lain seperti perkembangan publikasi/informasi akan sulit menemukan informasi yang dicari apalagi dengan kata kunci yang kurang tepat sebab terjadi ledakan informasi,disini terjadi pergeseran dari searching ke browsing.Istilah ini disebut information explode.Selanjutya masalah dengan kualitas informasi, informasi yang tepercaya ini tergantung penelusuran kita kepada sumber-sumber tepercaya.Terakhir ketersediaan informasi, kadang ada saatnya. Kita memasukkan kata kunci tetapi informasi tersebut tidak ditemukan biasanya karena adanya ketidaksesuaian kata kunci,kita contohkan dalam perpustakaan saat mencari di mesin pencari OPAC kita pernah mencari tapi tidak ada hasilnya itu karena ketidaksesuaian kata/subjek Чªπğ dimasukkan. Hari ini ibu Vita (dosen kami) hanya membahas tentang permasalahan dlam penelusuran informasi dan sedikit mengulang materi minggu lalu saja, jadi kita lanjutkan minggu depan pembahasannya :D

Kamis, 13 Maret 2014

Resume part 1

Diposting oleh Unknown di 06.45 0 komentar
Penelusuran Literatur

Resume part 1 ni untuk setiap pertemuan di mata kuliah Penelusuran Literatur sama dosen kesayangan ibu Vita Amelia. Tapi digas sama bahasa inggris semua agak mumet sih mikirnya L tapi kalo belajar ya gini ni rasanya (nikmati aja deh ) bawa goyang haahaha tapi makasih banget buat dosen saya yang udah berbaik hati menjelaskannya dalam bahasa indonesia.
Sebelum membahas tentang penelusuran literatur (literatur searching) kita harus mengetahui perbedaan searching dan browsing. Saat kita ingin menemukan suatu informasi dan sudah jelas kata kuncinya maka itu dinamakan searching, sedangkan browsing kita masih menjelajahi web informasi yang mau kita pilih misalnya membaca berita-berita. Searching dan browsing bisa bersamaan jika misalnya kita ingin mengetahui tentang “perpustakaan” (jelas kata kuncinya) tetapi kita ingin menelusuri lagi tentang sejarahnya, perpustakaan-perpustakaan yang ada didunia dll.
Sedikit merangkum dari pertemuan  mata kuliah “Penelusuran Literatur” kemarin bahwa kesimpulan dari pengertian literatur itu adalah merupakan sebuah pemikiran dalam pencarian seluruh materi pada sebuah bahasan dengan langkah-langkah tertentu.
Penelusuran literatur dilatar belakangi oleh keterampilan dalam penelusuran bacaan sehingga bacaan-bacaan tersebut akan mendukung pembelajaran, pengajaran, dan penelitian serta mengandung banyak ilmu apalagi sajak munculnya internet dan kemajuan teknologi.
Penelusuran literatur memiliki tujuan yaitu (1) memperkenalkan bahasan ilmiah (2) memperkenalkan mesin pencarian (3) memperkenalkan jurnal, buku, makalah penelitian yang tersedia di perpustakaan dan menunjukan cara mengaksesnya (4) memperkenalkan informasi kesehatan yang tersedia di internet (5) memberikan keterampilan dalam dalam pencarian literatus dan mengetahuii kualitas  serta mengevaluasinya.  

Selasa, 11 Maret 2014

Konsep kLasifikasi

Diposting oleh Unknown di 07.37 0 komentar
     Mau bagi-bagi dikit ni kawan-kawan dari pembahasan pertemuan ke2 dari mata kuliah klasifikasi tadi. Ternyata klasifikasi tidak hanya didalam dunia perpustakaan dalam kehidupan sehari-hari kita juga melakukan klasifikasi ni contohnya pada saat kita menyimpan baju didalam lemari, kita akan mengelompokkan pakaian tersebut dengan sama jenis misalnya baju dengan baju, celana dengan celana, rok sama rok bahkan tukang sayurpun mengklasifikasikan sayurannya dengan sama jenis, wortel sama wortel kol sama kol dst. 

     Tetapi jangan sampai salah arti ya, kalsifikasi yang dilakukan didalam perpustakaan tentunya berbeda dengan klasifikasi dalam kehidupan sehari-hari. Perpustakaan mengklasifikasi informasi menurut aturan dan memiliki pedoman sedangkan dalam klasifikasi dalam kehidupan sehari-hari tidak. 

Ada beberapa konsep klasifikasi secara umum yaitu:
  1. Klasifikasi Artifisial yaitu kalsifikasi berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada pada bahan pustaka. Misalnya klasifikasi berdasarkan fisiknya yaitu warna, ukuran dsb.
  2. Klasifikasi Fundamental yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan subjek/isi koleksi, dengan menganalisis isi dari koleksi tersebut terlebih dahulunya.  
Home Klassification
     adalah klasifikasi khusus yang dibuat oleh pustakawan tanpa adanya pedoman klasifikasi standar. Biasanya digunakan untuk koleksi spesifik yaitu skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian dll

Tujuan klasifikasi
  1. Memudahkan  pengolahannya
  2. Memudahkan penyimpanannya
  3. Memudahkan proses temu balik 
  4. Mengimformasikan subjek-subjek yang dimili perpustakaan
  5. Memperlihatkan keseimbangan subjek
  6. Menghemat tempat penyimpanan 
  7. Memberikan gambaran umum cakupan ilmu pengetahuan
 Hasil Klasifikasi
  1. Classification number / nomor klasifikasi
  2. Call number/ nomor panggil (pada punggung buku)

Senin, 10 Maret 2014

KONSEP SERTA FUNGSI KLASIFIKASI

Diposting oleh Unknown di 09.43 0 komentar
Ada beberapa proses  pengolahan bahan pustaka yaitu seperti inventaris, katalogisasi, klasifikasi, pelabelan dan penyampulan lalu terakhir penyusunan koleksi ke rak. Salah satu proses pengolahan bahan pustaka tersebut yaitu klasifikasi. Klasifikasi sendiri merupakan proses pengelompokkan koleksi atau bahan pustaka untuk memudahkan penyusunan dan temu kembali kolesi (Lasa Hs, 2009). Menurut Sulistyo Basuki (1991) klasifikasi berasal dari kata Latin "classis" atau proses pengelompokan, artinya mengumpulkan benda/entitas yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Menurut Towa P. Hamakonda dan J.N.B. Tairas (1995) klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Koleksi dipisahkan kepada jenis bahan/entitas yang sama dan dikelompokkan berdasarkan sistem klasifikasi yang digunakan. Banyak sistem pengelompokkan yang ada seperti DDC, UDC, LCC dll, sistem-sistem tersebut terus berkembang sesuai dengan pengembangan kata. Pada dasarnya di perpustakaan dikenal ada 2 konsep jenis kegiatan klasifikasi, jenis kegiatan tersebut sebagai berikut :
a.         Klasifikasi Artifisial
Yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada pada bahan pustaka. Misalnya klasifikasi berdasarkan fisiknya yaitu warna, ukuran dsb.
b.        Klasifikasi Fundamental
Yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan subjek/isi koleksi, dengan menganalisis isi dari koleksi tersebut terlebih dahulunya. Sebab pada dasarnya pemakai perpustakaan lebih banyak mencari informasi tentang subjek tertentu. Klasifikasi ini banyak digunakan oleh perpustakaan besar maupun kecil. Berbicara tentang subjek maka klasifikasi yang biasa digunakan adalah DDC, UDC, LDC dll
Pengelompokan bahan pustaka berdasarkan sistem klasifikasi Fundamental mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
  1. Bahan pustaka yang subyeknya sama atau hampir sama, letaknya berdekatan.
  2. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menilai koleksi yang dimiliki dengan melihat subyek mana yang lemah dan mana yang kuat.
  3. Memudahkan pemakai dalam menelusur informasi menurut subyeknya.
  4. Memudahkan pembuatan bibliografi menurut pokok masalah.
  5. Untuk membantu penyiangan atau weeding koleksi.
Selain itu ada beberapa fungsi dari proses klasifikasi, Fungsinya adalah:
1.        sebagai panduan penyusunan buku di rak.
2.        sebagai sarana penyusunan entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks dalam tata susunan yang sistematis.
Pada dasarnya klasifikasi itu memudahkan pemustaka dalam temu kembali bahan pustaka yg dicari, klasifikasi juga menjadi pedoman bagi pemustaka untuk melakukan pengelompokkan pada bahan sejenis sehingga bahan pustaka tertata rapi dan memudahkan untuk menemukannya kembali. 

 Referensi
http://sigitsinau.wordpress.com/2010/10/18/klasifikasi/ pada hari Senin 10 Maret 2014 jam 20.37
http://muh_sholihuddin-iip-fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-73548-artikel%20ilmiah SKEMA%20KLASIFIKASI%20DALAM%20PERPUSTAKAAN.html hari Senin 10 Maret 2014 jam  20.59


Rabu, 05 Maret 2014

SEJARAH PERKEMBANGAN INDEKS

Diposting oleh Unknown di 21.25 0 komentar


Indeks awalnya dikenal dengan Indek Medikus yang ditemukan dan dibuat oleh seorang dokter Dr. John Shaw Billing M.D dengan dibantu Dr. Robert Fletcher. Lalu digantikan oleh lulusan kedokteran pula sama seperti John Billing yaitu Dr. Fielding H Garrison, tahun 1981 ia menjadi anggota perpustakaan.Indeks Medikus diterbitkan bulanan pertama kali oleh The Natural Library Of Medicine (NLM) tahun 1960. Pada Tahun 1960 NLM juga menerbitkan Cumulated Indeks Medikus yaitu kumpulan dari indeks medikus bulanan. Empat volume awalnya diterbitkan oleh American Medical Assocation, kemudian selanjutnya tahun 1964 an NLM baru melanjutkan menerbitkannya.
The Natural Library Of Medicine (NLM) berusaha mengembangkan Indeks Medikus agar mudah diakses oleh siapa saja, ia memasukkannya kedalam database yang kemudian ia membantu mengembangkan pula temuan dari Dr. John Shaw Billing M.D. Selain itu NLM  juga bertanggung jawab atas terbitan Cumulated Index Medicusnya. NLM juga berusaha mempermudah hubungan komunikas yang baik antar komunitas-komunitas kesehatan guna untuk lebih mengembangkan Indeks Medikus hasil karya John Billing tersebut.
Indeks yang dibuat oleh John Billing merupakan indeks dibidang kesehatan yang diciptakan oleh para ahli dibidang kesehatan pula. Sehingga Indeks Medikus ini lebih spesifik dibidang kesehatan. Indeks Medikus ini digunakan untuk membantu orang-orang dibidang kesehatan, indeks ini berisikan tentang kutipan-kutipanpara ahli bidang kesehatan baik pengarang  buku bidang kesehatan maupun obat-obatan.
Sejak tahun itu indeks mulai berkembang dan dibagi menjadi dua yaitu indeks subjek dan indeks pengarang. Indeks subjek berisikan daftar istilah-istilah dari buku sedangkan indeks pengarang berisikan daftar nama pengarang.
Indeks subjek memiliki beberapa karekeristik yaitu indeks subjek tunggal (pra-koordinasi) dan indeks subjek majemuk (pascakoordinasi). Dua unsur penting dalam kegiatan pengindeksan adalah adanya orang yang membuat indeks (Indexer) dan objek yang di indeks. Objeknya seperti buku, artikel, jurnal, atau laporan dll. Setelah unsur tersebut terpenuhi maka proses pengideksan dapat dilakukan. Adapun dua cara pengindeksan subjek yaitu :
1.      Pengindeksan secara manual
Yaitu kegiatan menganalisis dan menerjemahkan subjek secara manual menggunakan pengetahuan seorang indeker.
2.       Pengindeksan secara otomatis
Yaitu pengindeksan menggunakan sistem komputer sehingga kerja seorang indeker dipermudah dengan sistem yang secara otomatis mengatur pekerjaannya.
Hasil indeks subjek yang dihasilkan para indeker atau secara manual akan dicocokkan dengan tesaurus, misalnya LCSH (Library of Congress Subject Headings), MeSH (Medical Subject Headings) dsb. Sehingga indeks subjek yang dihasilkan oleh indeker merupakan indeks subjek yang terkontrol dan menjadi kosa kata (vocabulary) yang baku.
Semua proses pengindeksan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mempermudah temu balik informasi dari sebuah pangkalan data atau dari sebuah karya cetak (indekls tercetak). Sehingga kita dapat mudah mengakses informasi secara cepat dan tepat
 

Jendela Ilmu Perpustakaan Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei