Negara
maju dominan dengan budaya baca yang tinggi ini adalah salah satu ciri-ciri
negara maju itu sendiri. Bagi mereka di negara maju buku adalah kebutuhan pokok
dan membaca adalah bagian dari hidup mereka. Dengan tulisan yang berbobot
semakin diminati dan dari waktu kewaktu buku dan media lainnya meningkat
kualitas dan kuantitasnya.
Besarnya arti
dan manfaat membaca, maka masalah membaca ini maendapat perhatian kusus dari
Pemerintah. Namun upaya dalam membudayakan minat baca ini belum begitu banyak
perhatian. Jika adapun, mereka membaca hanya sekadar untuk memperoleh
informasi, menambah pengetahuan,ini bukanlah tujuannya. Inilah yang melahirkan
bacaan-bacaan yang tidak bermutu (Bachtiar Nainggolan, 1996).
Semakian
tingginya minat baca, erat hubungannya dengan tingkat pendidikan di negara
tersebut. Demikan sebaliknya, dan seterusnya bisa mengukur tingkat
ketinggian "moral" negara bersangkutan. Dengan membaca, negara
tersebut dapat mengejar ketertinggalannya. Sebagai contoh, beberapa tahun yang
lalu di Inggris dan Amerika Serikat, diluncurkannya buku kelima serial Harry
Potter, karya JK Rowling dengan judul
"Harry Potter and the Order of the Phoenix". Buku ini menceritakan
tentang kegelapan dunia sihir. Buku ini sangat laris dan menjadi bahan bacaan
berjuta-juta anak di Inggris dan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan tingkat
bacaan anak-anak Inggris dan Amerika Serikat sangat tinggi. Buku ini mampu
mengantarkan dunia baca anak-anak tersebut kepada dunia pencerahan dan revolusi
pada zaman ini. Hal tersebut mampu mengembalikan anak-anak dari layar televisi
dan klomputer. Hal inilah yang belum ada pada bangsa Indonesia. Di Indonesia
sendiri buku tersebut sudah diterbitkan oleh Gramedia Kompas, dibeli dan dibaca
oleh anak-anak dari kalangan terbatas, sebab disamping tebal harganya
juga mahal. Fenomena ini menurut harian Kompas ( 29 Juni 2003 ), telah
membongkar tesis tentang buku anak-anak Indonesia selama ini harus tipis dan
banyak gambarnya.
Isu minat
baca di negara Indonesia muingkin tidak lagi dikatakan isu tetapi memang
terbukti adanya. Hal ini dibuktikan dari persentasi negara-negara yang memiliki
minat baca tertinggi, Indonesia berada pada urutan persentasi yang terbawah.
Pada hal dinegara-negara maju persentasinya sudah hampir 99,0 %. Lihat saja
pada kebiasaan orang Jepang hal yang biasa mereka lakukan tiap hari yaitu
membaca, pada saat menunggu bus atau kereta pun mereka habiskan untuk membaca
koran atau buku hal ini sudah menjadi budaya bagi mereka. Sedangkan orang
Indonesia pada waktu luang menunngu bus atau kereta mereka habiskan untuk mengotak atik Hp atau
bercerita. Keadan ini sangat lah saling bertolak belakang dan ini adalah bukti
bahwa negara mereka sangat lah maju, rakyatnya saja menghabiskan sebagian hidupnya
untuk budaya membaca.
Butuh kesabaran
dan perjuangan untuk Indonesia membudayakan budaya baca, apalagi di jadikan
kebutuhan pokok. Beberapa hal yang mengidentifikasi rendahnya minat baca
masyarakat Indonesia yaitu koleksi buku atau terbitan judul buku yang tidak
seimbang atau masi rendah dibandingkan dengan jumlah penduduknya, koleksi yang
tidak sesui dengan keinginan masyarakat juga mempengaruhinya.
Dengan
periode umur yang berbeda masih banyak juga orang-orang yang berada pada
periode keterbelakangan contohnya saja nenek atau orang tua kita. Maka generasi
pada periode kitalah yang seharusnya gigih menggerakkan budaya baca tersebut
Yang akan ditiru turun- menurun oleh generasi-generasi kita berikutnya. Hal
yang pertama memepengaruhi budaya adalah keluarga. Didalam sebuah keluargalah
anak-anak belajar tentang budaya seperti halnya sebelum tidur harus membaca
doa, hal ini adalah salah satu contoh budaya orang Indonesia. Orang tua
berperan sangat penting dalam pengembangan suatu budaya termasuk budaya baca
dalam keluarga. Disini orang tua harus menghidupkan suana rumah sebagai taman
baca yang dapat menyihir anak-anaknya agar dapat menjadi kebiasaan kebiasaan
yang lama-kelamaan akan membudaya. Tidak hanya itu anak-anak juga harus diberi
bahan bacaan yan bermutu dan berkualitas, yang akan meningkatkan mutu anak
Indonesia kedepannya. Orang tua bisa saja memberikan satu ruang baca yang
membuat anak-anaknya nyaman dan tertarik untuk berada disana. Dan gunakan
tempelan-tempelan dengan gambar menarik tetapi tetap ada bacaan dibawahnya
apakah itu tentang tumbuhan atau binatang dan lainnya. Semua ini kembali lagi
tergantung kepada orang tua yang gigih dan mendidik anak-anaknya dengan baik.
Sekolah juga
mempunyai peranan yang sangat penting untuk membudayakan minat baca anak-anak.
Banyak cara yang bisa dilakukan sekolah untuk menumbuhkan minat baca siswa
yaitu mengadakan hari bercerita dimana siswa bebas menceritakan tentang buku
apa yang pernah dia baca selagi bacaannya tersebut mendidik, hal ini akan
berkemungkinan menimbulkan penasaran kepada siswa lainnya untuk membaca buku
tersebut. Mengadakan lomba minat baca, menerbitkan daftar buku untuk anak, menjalin kerjasama anatar perpustakaan sekolah
dalam promosi minat baca dan masih banyak lagi ide-ide untuk membudayakan minat
baca tergantung pada kreativitas orang-orang yang terkait. Oleh sebab itu,
perpustakaan sekolah harus mampu memenuhi kebutuhan para siswa nya dengan
menyediakan koleksi-koleksi yang bagus dan menarik tidak hanya buku-buku
pelajaran tapi juga dengan koleksi-koleksi umum yang bersifat mengajar dan
mendidik.
Media dan
tempat-tempat wisata yang banyak disukai anak-anak juga bisa dijadikan saran
membudayakan minat baca. Seperti halnya komputer yang bisa menyediakan koleksi
buku-buku menarik secara digital dan tempat-tempat wisata yang menyediakan
ruang baca atau perpustakaan mini untuk
anak sehingga pada waktu anak-anak bosan bermain ia bisa berkunjung untuk
membaca walau sebentar tetapi dengan catatan tempat yang menarik. Bagaiman
anak-anak bisa tertarik masuk sedangkan melihat tempatnya saja tidak menarik.
Misalnya saja kebun binatang yang menyediakan gubuk bacaan tentang margasatwa
yang ada dan tempat-tempat berbelanja yang menyediakan pojok bacaan, tidak
jarang juga anak bosan menemani orang tuanya berbelanja dan ia dapat menbaca
disana. Ini juga bertujuan menghindari anak dari sifat metrialistik.
Dengan
perkembangan zaman yang smakin modern dalam ilmu pengetahuan teknologi dan SDM
yang semakin berkualitas. Maka membaca adalah suatu yang harus karna dapat
menyerap informasi yang melahirkan manusia yang cerdas dan kritis. Memang
banyak rintangannya tetapi jika tidak dimulai sekarang kapan lagi. Kita perlu
membangun tekat yang kuat dan meyakini bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa
harus dimulai dengan membaca. Membaca dapat menentukan kualitas seseorang,
bahkan kualitas bangsa. Sebab dengan membaca kita dapat mengantarkan individu
yang mencerahkan. Dan sekaligus membawa perubahan cara pandang, sikap maupun
perilaku. Dengan membaca kita mengetahui dunia dan mampu bersaing dengan Negara
lain.
0 komentar:
Posting Komentar